Sabtu, 14 November 2009

misi tuntas negara selendia baru ...

MISI TUNTAS PDF Cetak E-mail
Ditulis oleh Rachmat Aprianto
Minggu, 15 November 2009 09:09
Zona Oceania punya wakil di Piala Dunia 2010. Selandia Baru berhasil menuntaskan misi dengan lolos ke ajang yang dihelat di Afrika Selatan (Afsel) itu. Kepastian diraih seiring kemenangan tipis 1-0 atas Bahrain di Stadion Westpac, Wellington, kemarin (14/11).
Kemenangan di leg kedua playoff Asia/Oceania itu lebih dari cukup mengantarkan All Whites (julukan Selandia Baru) ke Afsel. Berhubung leg pertama di Riffa (10/10) berakhir imbang tanpa gol, Selandia Baru lolos dengan agregat 1-0.
Sukses Selandia Baru merupakan kali kedua setelah berlaga di Piala Dunia 1982 di Spanyol. Selandia Baru sekaligus sukses menjaga nama Oceania di even major sepeninggal Australia yang hijrah ke Asia.
Striker Rory Fallon menjadi pahlawan Selandia Baru lewat gol semata wayang di menit terakhir babak pertama. Sundulan Fallon memanfaatkan sepak pojok Leo Bartos disambut gemuruh 35.194 penonton (sold out) di Westpac. Jumlah penonton itu merupakan yang terbanyak sepanjang sejarah laga home All Whites. "Bola yang bagus dari Leo dan saya hanya meneruskannya di tempat yang tepat," ujar Fallon seusai pertandingan kepada AFP.
Selandia Baru sempat waswas kala wasit Jorge Larrionda asal Uruguay menghukum penalti pada menit ke-51. Itu setelah Tony Lochead melanggar Abdulla Ismaeel di kotak terlarang. Tapi, keberuntungan berpihak pada tuan rumah karena kiper Mark Paston bisa menggagalkan eksekusi Sayed Mohammed Adnan. "Saya hanya melakukan gerakan dasar dalam menebak arah bola dan ternyata bola bisa berada di tangan saya. Tidak ada ketegangan saat itu," tutur Paston kepada Associated Press.
Paston bisa meng-handle ketegangan karena terbiasa dengan atmosfer laga di Wellington karena kampung halamannya. Kiper 32 tahun itu sekaligus membela klub setempat anggota A-League (Liga utama Australia), Wellington Phoenix. Selain Paston, lima pemain lain di skuad Selandia Baru merupakan pemain Wellington Phoenix.
Sementara pelatih Selandia Baru Ricki Herbert tak kalah gembira. Kariernya terasa lengkap karena bisa berpartisipasi di Piala Dunia dengan status pelatih dan pemain. Ya, di edisi 1982, Herbert berlaga sebagai defender Selandia Baru. "Saya sulit berkata-kata. Seperti mimpi berada di Afsel," ucap pelatih 48 tahun itu kepada Reuters.
Sebaliknya bagi Bahrain, kegagalan di playoff merupakan kali kedua beruntun. Di playoff Piala Dunia 2002, Al Ahmar (julukan Bahrain) harus menyerahkan tiket lolos pada Trinidad & Tobago setelah kalah agregat 1-2. Bahrain yang sukses bermain 1-1 di kandang lawan justru sial di kandang sendiri karena dipermalukan 0-1. (dns

Tidak ada komentar:

Posting Komentar